Selasa, 30 September 2014

Regulasi Road Race 2014

1. PENDAHULUAN

Peraturan-Peraturan berikut ini, merupakan lampiran dan / atau tambahan / pelengkap dari Peraturan Dasar Olahraga berikut Lampiran-lampiran lain yang terkait, guna mengatur penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan balap sepeda motor di Indonesia (kecuali kegiatan tingkat Internasional).

2. PRINSIP DASAR

Peraturan-peraturan Perlombaan beserta Peraturan-peraturan lain, termasuk Peraturan Dasar Olahraga Nasional dan Lampiran-lampirannya yang terkait, wajib dipatuhi oleh semua pihak yang berpartisipasi dalam suatu perlombaan, baik Panitia Penyelenggara, Panitia Pelaksana maupun Peserta (lihat pasal 80.1 Peraturan Dasar Nasional).

Pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan-peraturan tersebut, dapat mengakibatkan jatuhnya sanksi atau sanksi-sanksi kepada pelaku atau para pelaku pelanggaran tersebut.

3. KELAS-KELAS UTAMA

Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Balap Motor di Indonesia atau disebut juga MOTORPRIX INDONESIA adalah :

Kelas Bebek 110 cc 4 Langkah Tune up Seeded, disingkat : MP 1

Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune up Seeded, disingkat : MP 2

Kelas Bebek 110 cc 4 Langkah Tune up Pemula A, disingkat : MP 3

Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune up Pemula A, disingkat : MP 4

Kelas Bebek 110 cc 4 Langkah Standar Pemula B, disingkat : MP 5

Kelas  Sport 600cc Terbuka, disingkat : MP 6

Adapun kelas-kelas lainnya – termasuk One Make Race – merupakan Kelas Pendukung (Supporting Class).

4. SPESIFIKASI TEKNIK SEPEDA MOTOR

Spesifikasi teknik untuk masing-masing sepeda motor tersebut pasal 3, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan tentang

Teknik (lampiran E Peraturan Olahraga Nasional).

5. SIRKUIT

Perlombaan sepeda motor (kecuali untuk Kelas Sport 600cc harus dilaksanakan di sirkuit Sentul) harus dilaksanakan di sirkuit yang memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan telah diakui / disahkan atau dinyatakan laik oleh PP. IMI atau Pengda IMI sesuai dengan tingkat perlombaan tersebut.

Pengecualian terhadap peraturan tersebut diatas, dapat diberikan sepanjang menyangkut panjang lintasan balap / infrastruktur pendukung lain misalnya :

paddock, pit stop dan lain-lain selama tidak berpengaruh terhadap keselamatan dan keamanan bagi semua pihak yang berada di arena perlombaan.

 Lintasan balap harus diberi pagar pengaman.

Pemeriksaan sirkuit dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :

Pemeriksaan I : dilaksanakan 3(tiga) bulan sebelum tanggal pelaksanaan perlombaan.

Pemeriksaan II : dilaksanakan 1(satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan perlombaan.

Pemeriksaan III : dilakukan oleh Dewan Juri 1(satu) hari sebelum perlombaan.

6. PANITIA PELAKSANA

Susunan, anggota dan pengangkatan Panitia Pelaksana diatur sebagaimana tercantum dalam pasal : 40, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional.

7. PEMBALAP

7.1. Lisensi  / KIS (Kartu Ijin Start).

Para Pembalap yang mengikuti perlombaan, harus memiliki Kartu Ijin Start yang sesuai dengan cabang Olahraga Perlombaan tersebut (lihat pasal : 90, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional).

7.2. Jumlah.

Jumlah Pembalap yang diperkenankan mengikuti suatu kelas, ditentukan dan dicantumkan dalam Peraturan Pelengkap Perlombaan.

Satu kelas (lihat pasal : 3), harus diikuti oleh setidak-tidaknya 5 (lima) orang Pembalap. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti suatu kelas kurang dari 5 (lima) orang, maka lomba kelas tersebut ditiadakan.

7.3. Prioritas Penerima Pendaftaran.

Penerimaan pendaftaran untuk mengikuti nomor-nomor utama, diutamakan secara berturut kepada Pembalap atau Pembalap-Pembalap yang :

Masuk dalam peringkat  / posisi 1 s/d 15 dalam Kejuaraan Regional dan Kejurda pada tahun sebelumnya dan tercantum dalam Daftar Peringkat Nasional atau Daftar Peringkat Daerah tahun sebelumnya.

Kepada para Pembalap tersebut di atas, diberikan Nomor Start yang tetap, sesuai dengan nomor urut peringkatnya. Nomor-nomor start tersebut, tidak boleh diberikan dipakai oleh Pembalap lain.

Telah mendapat atau memiliki nilai dalam Kejurnas atau Kejurda pada tahun yang sama. Namanya tercantum dalam Daftar Peringkat Sementara Nasional atau Daerah pada tahun yang sama.

7.4. Daftar Peringkat.

7.4.1. Nasional.

Setiap tahun PP. IMI akan menyusun dan mengeluarkan Daftar Peringkat Nasional, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap tersebut dalam seri Kejurnas tahun sebelumnya.

Daftar tersebut harus dijadikan pedoman oleh Panitia Penyelenggara dalam menerima pendaftaran dan menentukan Nomor Start para Pembalap yang mengikuti perlombaan yang diselenggarakan (lihat pasal : 7.3).

7.4.2. Daerah.

Daftar Peringkat Daerah disusun dan dikeluarkan oleh Pengda IMI, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap dalam seri Kejurda pada tahun sebelumnya.

Daftar tersebut harus menjadi pedoman Panitia Penyelenggara, dalam menentukan prioritas penerimaan pendaftaran dan penentuan Nomor Start Pembalap-Pembalap tersebut dalam perlombaan yang diselenggarakan (lihat pasal : 7.3).

Daftar Peringkat Daerah harus dikirim juga ke PP. IMI, yang akan menyampaikan ke semua Pengda.

7.4.3. Perubahan Daftar Peringkat.

PP. IMI atau Pengda IMI, berhak untuk mengadakan perubahan atau perubahan-perubahan pada Daftar Peringkat yang dikeluarkannya.

Perubahan-perubahan tersebut beserta tanggal mulai berlakunya, harus segera diumumkan.

7.5. Kategori Pembalap.

Pembalap road race dibagi menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut :

Seeded

Pemula A

Pemula B

Daftar Pembalap untuk masing-masing kategori ditentukan dan dikeluarkan oleh PP. IMI .

Daftar tersebut harus menjadi pedoman untuk menentukan kelas / nomor lomba yang diijinkan untuk diikuti oleh seorang Pembalap.

Adapun kelas / nomor lomba tersebut adalah sebagai berikut :

KATEGORI        SEEDED                  PEMULA A              PEMULA B

KELAS

MP 1                     YA                         TIDAK                       TIDAK

MP 2                     YA                         TIDAK                       TIDAK

MP 3                  TIDAK                         YA                             YA

MP 4                  TIDAK                         YA                             YA

MP 5                  TIDAK                       TIDAK                          YA

MP 6                     YA                            YA                             YA


CATATAN :

Setiap pembalap apapun kategorinya, hanya diijinkan untuk mengikuti sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kelas termasuk kelas / nomor pendukung yang diperuntukkan bagi kategori pembalap yang bersangkutan.

Pembalap yang diperbolehkan mengikuti lomba (start) kelas-kelas yang dilaksanakan di sirkuit permanen adalah mereka yang catatan waktu terbaiknya dalam latihan kualifikasi (QTT), tidak melampaui batas yang ditentukan yaitu 110% dari catatan waktu terbaik pembalap yang yercepat.

Lomba kelas-kelas Seeded dilaksanakan dengan sistem poin (lihat pasal 11.1)

Apabila peserta kelas ini cukup banyak maka digunakan sistem campuran (lihat pasal 11.2)

Setiap pembalap hanya diijinkan mendaftar satu kali di kelas yang sama.

7.6. Kriteria Pembalap Seeded.

Pembalap yang menduduki peringkat I, II, dan III dalam daftar peringkat Nasional/ Regional, pada kelas MP 3 dan MP 4 tahun sebelumnya.

Pembalap yang selama 2 (dua) tahun menjadi juara 1 (satu) pada kelas MP 3 dan MP 4, pada kegiatan tingkat Daerah, kegiatan balapan satu merek dan kelas Pendukung.

Pembalap yang selama 1 (satu) tahun sebelumnya pernah menjadi juara 1(satu) lebih dari sekali pada kelas Utama untuk MP 3 dan MP 4 pada kegiatan tingkat Nasional / Regional.

Atas usulan dari setiap Pengda IMI atau usulan dari Komisi Balap Motor PP IMI.

Catatan :

Daftar Seeded daerah berlaku secara Nasional.

Pembalap kategori Seeded tidak dapat turun ke peringkat Pemula.

7.7. Kriteria Pembalap Pemula A.

Pembalap Kategori Pemula tahun 2008 yang berusia diatas 18 tahun.

Pembalap yang yang berada di peringkat I, II, dan III dalam Daftar Peringkat Nasional/Regional, pada Kelas MP5 di tahun sebelumnya.

Atas usulan dari setiap Pengda IMI dan/atau usulan dari Komisi Balap Motor PP IMI.

Catatan :

Daftar Pemula A Daerah berlaku secara Nasional.

Pembalap kategori Pemula A tidak dapat ikut di kelas MP 5.

7.8. Kriteria Pembalap Pemula B.

Pembalap Kategori Pemula tahun 2008 yang berusia dibawah atau sama dengan 18 tahun. (Tahun kelahiran 1990, 1991, dst). Tahun kelahiran 1989, 1988, dst DILARANG IKUT.

Pembalap yang tidak termasuk dalam Daftar Pembalap Seeded dan Pemula A

Catatan :

Daftar Pemula “B” Daerah berlaku secara Nasional.

Pembalap kategori Pemula “B” dapat ikut di kelas MP 3 dan MP 4.

8. PEMERIKSAAN TEKNIK (SCRUTINEERING)

Pemeriksaan sebelum acara latihan dilakukan terhadap sepeda motor dan pakaian (termasuk helm) yang akan dikenakan oleh Pembalap.

Pemeriksaan sepeda motor meliputi :

Berat sepeda motor.

Hal-hal yang menyangkut faktor pengamanan / keselamatan (safety) pada sepeda motor maupun pakaian termasuk sepatu, sarung tangan, kacamata

pelindung dan helm.

Sesuai tidaknya sepeda motor tersebut (kecuali bagian dalamnya) dengan Ketentuan-ketentuan atau Peraturan yang ditentukan dan tercantum dalam Peraturan tentang Teknik dan Peraturan-peraturan lainnya (termasuk Peraturan Pelengkap Perlombaan ).

Pemeriksaan teknik yang dilaksanakan setelah lomba selesai meliputi semua spesifikasi teknik sepeda motor tersebut, terutama menyangkut mesinnya.

Knalpot setelah lomba harus dalam keadaan utuh tidak boleh patah atau ada bagian yang hilang. Pelanggaran ini akan di kenakan sanksi yang berlaku.

Pemeriksaan teknik yang dilakukan terhadap sepeda motor menyusul terjadinya kecelakaan, mencakup semua aspek “Safety” .

9. JADWAL LATIHAN RESMI

Sabtu

Race            Jam                Waktu                         Acara

SC           08.00-12.00         4 jam            Scrutineering & Administrasi

BP           12.05-12.25         20 mnt         Briefing Peserta

P1           12.30-12.45         15 mnt         Latihan kelas MP5

P2           12.50-13.05         15 mnt         Latihan kelas MP1

P3           13.10-13.25         15 mnt         Latihan kelas MP4

               13.30-13.40         10 mnt         Istirahat

P4           13.45-14.00         15 mnt         Latihan kelas MP2

P5           14.05-14.20         15 mnt         Latihan kelas MP3

               14.25-14.40         15 mnt         Istirahat

QTT        14.45-15.15         30 mnt         QTT kelas MP1

               15.20-15.35         15 mnt         Istirahat

QTT        15.40-16.10         30 mnt         QTT kelas MP2


Latihan-latihan termasuk Latihan Kualifikasi diselenggarakan sesuai dengan pasal : 5, Peraturan Umum Balap Sepeda Motor.

10. POSISI START

10.1. Penentuan Posisi Start.

10.1.1 Apabila diadakan Latihan Kualifikasi, maka posisi start ditentukan berdasarkan catatan waktu terbaik dicapai masing-masing Pembalap dalam latihan tersebut.

10.1.2 Apabila tidak diadakan Latihan Kualifikasi, maka posisi start dapat ditentukan dengan cara :

Sesuai Daftar Peringkat Nasional atau Daftar Peringkat Daerah.

Penentuan posisi start bagi Pembalap-Pembalap yang tidak masuk daftar tersebut dilakukan dengan cara diundi.

Diundi (bagi seluruh Pembalap yang mengikuti nomor lomba tersebut).

10.2. Susunan Posisi Start.

Posisi Start disusun miring (eselon) sebagai berikut :

Baris pertama : 4 Baris ketiga    : 4

Baris kedua    : 4 Baris keempat : 4

Posisi Start 1 (Pole Position) berada di sisi yang berlawanan dengan arah tikungan pertama.

11. SISTEM PERLOMBAAN

Dengan mempertimbangkan jumlah Pembalap yang mengikuti perlombaan serta panjang dan lebar jalur balap, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aspek “Safety”, maka perlombaan dapat dilaksanakan dengan sistem-sistem sebagai berikut :

11.1. Sistem Nilai / Point System.

Dalam sistem ini perlombaan dibagi menjadi 2 Race, dengan jarak yang sama.

Tenggang waktu (interval) antar race setidak-tidaknya 60 menit.

Pembalap diizinkan mengikuti race 2, walaupun Pembalap tersebut tidak menyelesaikan atau bahkan tidak mengikuti race 1.

Pembalap-Pembalap yang menyelesaikan tiap race (finisher), memperoleh nilai sesuai dengan ketentuan yang berlaku (lihat pasal : 17, Peraturan Umum Balap

Sepeda Motor).

Urutan pemenang perlombaan yang mempergunakan sistem ini, ditentukan oleh jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap pada Race 1 dan 2.

Apabila terdapat lebih dari seorang Pembalap yang memperoleh nilai sama, maka urutan/peringkatnya ditentukan sesuai peraturan yang berlaku (lihat pasal 17 : Peraturan Umum Balap Motor).

11.2. Sistem Penyisihan.

Dalam sistem ini perlombaan dibagi menjadi Babak Penyisihan dan Babak Final.

Pembalap yang mengikuti perlombaan ini, dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti Babak Penyisihan.

11.2.1 Babak Penyisihan.

Babak Penyisihan dilaksanakan secara kelompok demi kelompok. Sejumlah pembalap tertentu yang menempati posisi/peringkat “atas” dalam babak Penyisihan, berhak mengikuti Babak Final.

Jumlah Pembalap dari masing-masing kelompok yang berhak mengikuti Babak Final, ditentukan berdasarkan jumlah Pembalap kelompok tersebut yang

mengikuti lomba dan diumumkan pada saat Briefing Peserta.

11.2.2 Babak Final.

Jumlah Pembalap yang berhak mengikuti ke Babak Final, ditentukan dan tercantum dalam Peraturan Pelengkap.

Tenggang waktu (interval) antara start Babak Final dengan start Babak Penyisihan untuk kelompok terakhir, setidak-tidaknya 60 menit.

11.3. Sistem Campuran.

Dalam sistem ini dikenal adanya Babak Penyisihan dan Babak Final.

11.3.1 Babak Penyisihan.

Dilakukan sesuai pasal 11.2.1.

11.3.2 Babak Final.

Perlombaan Babak Final dilakukan dua kali (Race 1 dan 2) dan dilaksanakan sesuai dengan pasal 11.1


12. START

Start dilakukan dalam keadaan mesin hidup / menyala. Tata cara start tercantum dalam pasal 7.1.1. Peraturan Umum Balap Motor.


13. URUTAN PEMENANG / PERINGKAT

Sesuai dengan pasal : 14.1, Peraturan Umum Balap Sepeda Motor.

14. HADIAH

14.1. Hadiah Trofi.

Trofi diberikan kepada sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Pembalap yang menduduki peringkat 1 s/d 5.

14.2. Hadiah Uang.

Besarnya hadiah uang yang diberikan kepada para pemenang Kejuaraan Utama ditentukan oleh PP. IMI.

Adapun besarnya uang hadiah untuk tiap Kelas Utama Kejuaraan Balap Motor tersebut adalah sebagai berikut :

Hadiah untuk kelas-kelas PEMULA A dan B :

Juara I    :               Rp. 1.500.000,-

Juara II  :               Rp. 1.000.000,-

Juara III :               Rp.   800.000,-

Juara IV :               Rp.   700.000,-

Juara V  :               Rp.   500.000,-

Hadiah untuk Kelas-kelas SEEDED :

Juara I   :               Rp. 2.000.000,-

Juara II  :               Rp. 1.300.000,-

Juara III :               Rp. 1.000.000,-

Juara IV :                Rp.   800.000,-

Juara V :                 Rp.   600.000,-


Hadiah uang tersebut dibagikan dengan ketentuan :

Keseluruh hadiah uang tersebut diatas dibagikan, apabila jumlah Pembalap yang mengikuti Kelas tersebut sekurang-kurangnya 10 orang.

Apabila jumlah Pembalap yang mengikuti Kelas tersebut 5 orang atau lebih tetapi kurang dari 10 orang, maka hadiah uang hanya diberikan kepada Juara I s/d III. Juara IV dan V hanya menerima trofi saja.

15. BIAYA PENDAFTARAN

Pendaftaran normal adalah hari Senin sampai Kamis di minggu kejuaraan.

Pendaftaran dengan denda adalah Hari Jumat dan Sabtu, sebelum Briefing.

Dengan uang pendaftaran maksimal Rp.150.000,- per kelas. Biaya pendaftaran ditambah denda maksimal Rp 250.000.- / kelas.

16. PROTES DAN BANDING

Hak dan tatacara pengajuan protes dan/atau banding diatur dalam Peraturan Dasar tentang Disiplin dan Peradilan (lampiran : B, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional).

17. LINTASAN UNTUK BALAP MOTOR

Panjang lintasan minimal 1,2 Km (1 putaran)

Lebar minimum 6 meter

Jalur lurus harus dipisah dengan ban atau karung dengan tinggi 60 cm.

Pengaman jalur tikungan dengan ban atau karung dengan tinggi 75 cm.

Lintasan lurus tidak lebih dari 400 meter dihitung dari r/corner/tikungan terakhir sebelum lintasan lurus sampai dengan tikungan berikut setelah lintasan lurus tersebut.

Jarak tempuh lomba Kelas-kelas Utama :

Kelas – kelas Utama :

Babak Penyisihan dan Semi Final : 10 km.

Babak Final / Race 1 dan 2 : 20 km.

Super Sport 600cc:

Sama dengan jumlah lap pada Kejuaraan Asia.

Jarak tempuh lomba dapat ditoleransi sebesar 5% up.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp   : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Karakter Pulley Road Race & Drag


Dasarnya matic emang agak lemot diputaran bawah, tapi dijaman yang harus serba cepat ini pengguna matic juga banyak yang pengen tunggangannya Wuuuuuuuzzh (kencang) :D

Akhirnya banyak yang asal beli pulley atau rumah roller, tanpa mengetahui fungsi dan kegunaan pulley itu sendiri.

Seperti kebtuhan untuk track panjang dan pendek, berbeda spek. Pulley untuk track panjang seperti di drag bike. Ada juga pulley untuk track pendek seperti di road race.

Tergantung juga pada kapasitas mesin yang digunakan. Jangan caplok pulley untuk drag kalau motor masih standar atau hanya 130 cc. Dipastikan tarikan awal malah akan jadi makin lemot.

Dalam memodifikasi pulley yang tepat untuk kebutuhan motor kita, bisa konsultasi kepada mekanik road race dan drag bike.

Balap road race, kebanyakan didukung track pendek. Panjang track lurus di bawah 200 meter. Banyak tikungan dan track-track pendek kurang dari 100 meter.

Kalau track seperti  ini, setingan mesin harus dibuat mudah teriak. “Agar rpm mesin cepat melonjak”. Kalau di motor bebek dibuat seperti kopling.

Untuk mengakali agar teriak di rpm bawah, Main pasang ring tambahan di pulley depan. Aslinya hanya satu ring, ditambah jadi dua ring Atau bikin ring sendiri yang lebih tebal, Yang penting bisa dipasang.



Road race. Ring rumah roller dipasang 2 atau 1 tapi tebal

Bagi yang tidak senang modifikasi, bisa juga beli pulley jadi yang bisa agan dapatkan di speed shop di kota agan-agan sekalian. Namun pulley untuk trek pendek ini memang susah dilacak. Seperti buatan Kawahara ada pulley K3 untuk Mio.

Satu set terdapat pulley, tutup pulley (besi) dan dilengkapi roller Yamaha Fino.

Pulley ini aslinya memang untuk drag bike. “Kalau untuk road race, rollernya diganti pakai punya Mio,” Sehingga mesin lebih cepat berteriak ketika akselerasi karena celah roller yang longgar.


Kalau mau modifikasi pulley standar untuk keperluan drag bike, tentunya tetap bisa saja, terutama motor yang sudah kena sentuhan bore up. Caranya cukup dengan memotong bushing dudukan puli rumah roller, potong cukup 1-2 mm atau secukupnya. Tergantung kemaun dan keperluan.

Cara murah-meriah ini banyak diterapkan mekanik balap liar atau drag bike, agar v-belt bisa terangkat tinggi dan top-speed melonjak. Namun putaran bawah atau akselerasi rada berat karena v-belt sudah terjepit puli.



Buat drag bike atau track panjang, bushing dipotong

Pulley juga ikutan dimodifikasi. Alur roller dibuat sampai atas. Sehingga roller bisa naik dan top-speed yang diinginkan bisa digapai.




Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yg berguna bagi diri, lingkungan dan orang lain.

Itulah dasar pemikiran gw menulis artikel tentang mesin dan modifikasi, SO!! Terima kasih buat agan-agan yang senantiasa mampir dan membaca tulisan sederhana gw ini.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp   : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Batas Aman RPM Mesin Bore Up


Bagaimana cara kita mengetahuinya kalo mesin yang udah kita korek tersebut masih dalam tahap aman?? Tanpa bermaskud untuk menggurui karena gw juga masih belajar, belajar dan belajar , jadi ini hanya sekedar informasi yg gw ketahui.

Masih menganut rumus lama untuk mencari batas aman rpm mesin terhadap mesin korekan baik itu korek harian (kohar) ataupun mesin kompetisi.


Langsung aja, Idealnya piston itu memiliki kecepatan disebut  Piston Speed (PS)  pada angka 21 meter / detik atau = (21m/s) (mesin Standar ), jika piston speed bergerak di atas angka 21m/s piston akan rawan jebol .



Tenang kita punya cara untuk menghitung piston speed dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( 2 x Stroke (dalam satuan meter)  x Rpm)/60


Keterangan :

- Angka 2 merupakan gerak naik turun piston saat mesin berputar 1 x putaran penuh.

- Stroke / langkah piston  (satuan ukuran langkahnya di rubah dari milimeter ke meter)

- RPM mesin yang ingin di tentukan batas amanya.

- 60 adalah  RPM (Rotari per Menit) di rubah menjadi Detik (second) 1 menit = 60 detik


Karna  pada ulasan ini mencari batas kita menggunakan angka 21 m/s  - 22 m/s sebagai limit ideal piston speednya karna kebanyakan motor-motor yang kita oprek dan komponen partnya memiliki basic mesin standar pabrik.


Coba hitung gan

1. Contoh yang paling familiar Mio bore up 58mm



Diketahui :

- Stroke standar mio : 57 mm

- Batas Rpm yang diinginkan misal : 11500 rpm

Jawab :

( 2 x Stroke (satuan meter)  x Rpm)/60

2 x 0,057 x 11500 / 60 = 21,85 m/s Amaaaaaaaan :D


Susah bukan berarti gak bisa, selama kita mau belajar selama itu pula keberhasilan menunggu.

Selamat mencoba.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7


Senin, 29 September 2014

Rx King vs Rxz


Bagi para pecinta motor 2Tak tentu tak asing dengan kedua jagoan dari pabrikan Garputala ini, Rx king dan Rxz.

Kedua motor ini memang sekilas hampir sama karena kapasitas tertulis 135cc, namun tidak semua sama dengan keduanya. Karena sebenarnya spesifikasi jelas berbeda, pengen tau apa saja perbedaan kedua motor ini?? Cekidooooooooot!!!


Rx King

MESIN

Tipe Mesin                         : 2 Langkah, Air Cooled

Diameter x Langkah          : 58,0 x 50,0 mm

Volume Silinder                 : 132 cc

Perbandingan Kompresi    : 6,9 : 1

Kopling                               : Manual, Basah, Multiplat

Susunan Silinder                : Satu / Miring

Gigi Transmisi                     : 5 Kecepatan

Pola Pengoperasian Gigi    : 1-N-2-3-4-5

Karburator                           : VM 26 x 1 MIKUNI

Kapasitas Oli Samping        : 1 Liter

Baterai                                 : GM 3-3B/12,3

Busi : BP 8HS-10

Sistem Pengapian               : CDI

Sistem Pelumas                  : Autolube


SUSPENSI/BAN

Suspensi Depan                  : Teleskopik

Suspensi Belakang              : Swing Arm

Ukuran Ban Depan              : 2.75-18-4 PR

Ukuran Ban Belakang         : 3.00-18-4 PR


CHASSIS

Berat Kosong                       : 100 kg

Tipe Rangka                         : Double Cradle

Kapasitas Tangki                  : 9,5 Liter

Jarak Sumbu Roda               : 1245 mm

Jarak Terendah ke Tanah    : 160 mm

Jarak Tempat Duduk            : 770 mm


PERFORMA

Dimensi PxLxT                     : 1970 x 735 x 1065 mm

Sistem Starter                      : Kick

Daya Maksimum                  : 18,5 PS/9.000 RPM

Torsi Maksimum                  : 1.54 KGF.M/8.000 RPM


SISTEM PENGEREMAN

Rem Depan                       : Cakram, Double Piston (Tahun 2000 keatas) Single Piston (Tahun 2000 kebawah)

Rem Belakang                   : Tromol



RXZ

Tipe Mesin                         : 2 Langkah, Air Cooled

Diameter x Langkah          : 56,0 x 54,0 mm

Volume Silinder                  : 133 cc

Perbandingan Kompresi     : 7,0 : 1

Kopling                                : Manual, Basah, Multiplat

Susunan Silinder                 : Satu / Miring

Gigi Transmisi                     : 6 Kecepatan

Pola Pengoperasian Gigi    : 1-N-2-3-4-5-6

Karburator                           : Mikuni VM26

Kapasitas Oli Samping        : 1 Liter

Sistem Pengapian                    : CDI

Sistem Pelumas                       : Autolube


SUSPENSI/BAN

Suspensi Depan                       : Teleskopik

Suspensi Belakang                     : Dual Shock

Ukuran Ban Depan                     : 2.75-18-4 PR

Ukuran Ban Belakang                : 3.00-18-4 PR


CHASSIS

Berat Kosong                              : 106 kg

Tipe Rangka                                : Double Cradle

Kapasitas Tangki                        : 13,0 Liter


PERFORMA

Sistem Starter                            : Kickup

Kecepatan maksimal                 : 150 km/h

Daya Maksimum                       : 20,0 PS / 8.500 RPM

Torsi Maksimum                       : 1.85 KGF.M / 7.500 RPM


SISTEM PENGEREMAN

Rem Depan                               : Cakram, Single Piston

Rem Belakang                             : Tromol


Itulah sedikit info yang bisa gw bagi saat ini. Mohon maaf jika data yang kami miliki kurang lengkap, buat yang memiliki data yang lebih lengkap silakan tanbahkan info pada komentar. Terima kasih.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

EFEK DARI MERUBAH DERAJAT BUKA-TUTUP NOKEN AS DAN JARAK LSA


Dibawah ini adalah ilustrasi bagaimana variasi dapat dilakukan dalam menyeting LSA dan waktu buka-tutup klep akan memberi efek terhadap sifat mesin sebagai reaksi terhadap pemasangan noken as / camshaft.


Efek Menggeser Posisi Noken As / Camshaft


Memajukan Timing Cam


Memulai proses hisap lebih cepat

Klep Inlet membuka lebih cepat

Menambah torsi pada putaran bawah

Jarak klep in ke piston semakin dekat

Menambah jarak klep buang ke piston 


Memundurkan Timing Cam


Menahan proses hisap berakhir lebih lambat

Tetap membuka klep inlet

Menambah lebih banyak tenaga RPM atas

Menambah jarak aman piston – Klep in

Mengurangi Piston-Exhaust Valve Clearance


Efek Merubah Lobe Separation Angel (LSA)


Tighten (smaller LSA number)


Menggeser torsi ke RPM rendah

Torsi maksimum meningkat       

Rentang tenaga sempit

Tekanan dalam silinder meningkat          

Kemungkinan knocking tinggi    

Meningkatkan tendangan balik kruk as

Meningkatkan Kompresi efektif               

Kevakuman saat stasioner berkurang

Kualitas stasioner buruk

Overlaping meningkat

Proses Kompresi dan usaha lebih lama



Widen (larger LSA number)


Mengembangkan torsi di RPM tinggi

Torsi maksimum menurun

Rentang tenaga lebar

Mengurangi Maximum Cylinder Pressure

Kemungkinan engine knock rendah

Mengurangi tendangan balik kruk as

Menurunkan Effective Compression

Stasioner nyaman

Kualitas saat stasioner membaik

Overlaping kecil

Saat klep menutup bersamaan lebih sedikit


Contoh menghitung durasi noken as Yamaha Vega R :

Intake membuka 27 derajat sebelum TMA, menutup 53 derajat setelah TMB

Exhaust membuka 55 sebelum TMB, menutup 29 derajat setelah TMA

Mari kita hitung durasi, LC, LSA

durasi In = 27 + 180 + 53 = 260 derajat

durasi Ex = 55 + 180 + 29 = 264 derajat

Lobe center In = 260 / 2 – 27 = 103 derajat

Lobe center Ex = 264 / 2 – 29 = 103 derajat

LSA = 103 derajat



LSA Cam


Hanya segitu pengetahuan yg bisa gw bagikan buat agan-agan semua yang sudah secara suka rela mampir di rumah gw ini, selebihanya silakan praktekin sendiri dirumah maupun di bengkel.

Karena sebuah teori tak akan berguna jika tak diamalkan, dengan praktek juga kita akan mengetahui benar atau tidaknya teori yang kita pelajari. Bukan begitu gan?? :D


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Sejarah dan Spesifikasi RXZ



Bagi mereka yang pernah merasakan kejayaan motor era 90-an pasti kenal dengan Yamaha RX-Z. Motor langkah dengan kapasitas 135cc. Sepupu dari Rx King inii menjadi raja dikelasnya pada masa itu.

Rxz pertama hadir di Indonesia pada akhir tahun 80-an, Yamaha yang kala itu menargetkan pasar konsumen untuk pecinta motor sport ini mengusung mesin yang hampir sama dengan Yamaha RX-King, hanya berbeda dari segi konsep dengan RX-King yang lebih condong ke motor touring ala naked bike. Selain itu, Yamaha RXZ yang sudah menggunakan setang jepit membuat posisi berkendara menjadi agak merunduk, memberi kesan motor balap  bagi pengendaranya.


Untuk sektor mesin, Yamaha RXZ mengusung mesin 2-tak 135cc sama seperti RX-King. Perbedaan kecil diantara keduanya terletak pada bore dan stroke 56 & 54mm, sementara RX-King memakai diameter 58 dan 50mm. Jadi keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika RX-King dikenal bengis diputaan bawah, maka RX-Z didesain untuk melaju diputaran atas yang cocok untuk kondisi trek panjang.


Untuk dapur pacu sendiri, Yamaha RXZ mampu menghasilkan power hingga 20hp pada putaran 8.500rpm, menggunakan karburator konvensional merk Mikuni VM26. Kendati memiliki power yang besar, RXZ berhasil mendapatkan sertifikat EURO 2 sebagai motor ramah lingkungan WOOOOW banget kan hehehee


Masih soal dapur pacu, teknologi Yamaha Computerized Lubricant System (YLCS) juga merupakan teknologi muktahir Yamaha saat ini yang sematkan pada RXZ. Teknologi ini memungkinan pembakaran, pasokan udara, serta campuran oli samping menjadi lebih sempurna. YLCS memang sempat diaplikasikan juga pada RX-King namun akhirnya dilepas karena tidak cocok dengan karakter mesin si Raja. Produksi terakhir RX-Z dihentikan pada tahun 1998 seiring dengan menurunnya minat konsumen terhadap motor berkarakter trek panjang ini.


Berikut adalah spesifikasi RXZ :


▪ Mesin: 2-tak 135cc berpendingin udara mesin

▪ Pengaturan Silinder: Forward-cenderung silinder tunggal

▪ Pemindahan: 133 cc

▪ Max daya: 20 PS (15 kW) @ 8.500 rpm

▪ Max torsi: 1,85 kgf · m (18,1 N · m) @ 7.500 rpm

▪ Max speed: 165 km / jam

▪ Diameter x stroke : 56,0 x 54,0 mm

▪ Rasio kompresi : 7,0 : 1

▪ pengabutan : Mikuni VM26

▪ Transmisi : 6-speed kembali

▪ Kopling : Multi-disc, manual basah

▪ Tipe Rangka : underbone tabung baja

▪ Suspensi (Depan) : Telescopic

▪ Suspensi (Belakang) : shock Ganda

▪ Brake (Depan) : Single-piston disc

▪ Brake (Belakang) : Drum

▪ Kering berat : 106 kg

▪ Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 13.0L


Itulah sedikit sejarah RXZ yang berhasil gw rangkum, semoga bisa member sedikit pengetahuan agan-agan semua.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Sejarah Rx King



Yamaha RX King merupakan salah satu legenda motor sport 2 tak Yamaha yang paling sukses. Pernah booming antara tahun 80an hingga 90an akhir. Selain larinya yang cukup kencang, bodi RX King saat itu dianggap mewakili jiwa muda, keren dan gagah. Sempat mendapat julukan motor jambret karena saking cepat dan gaharnya mesin RX King, sehingga RX King sering digunakan sebagai motor pelaku tindak kejahatan.


Yamaha RX king tidak serta merta langsung hadir di Indonesia, tetapi melalui proses survey dan riset mulai dari Sumatera, Jawa dan beberapa daerah lainnya. Dari riset yang dilakukan oleh Motoaki Hyodo, Chikao Kimata, dan Nobuo Aoshima, diperoleh hasil bahwa mayoritas masyrakat Indonesia menginginkan motor sport yang gagah, irit, dan mempunyai kecepatan kekuatan mesin yang luar biasa. Dan akhirnya terciptalah Yamaha RX King.


Yamaha RX King pertama kali hadir di Indonesia tahun 1983, merupakan penyempurnaan dari Yamaha RX K, dengan penambahan YEIS (Yamaha Energy Induction System) yang membuat RX King lebih irit bahan bakar sekitar 15 persen. Selain itu Yamaha Computerized Lubrication System membuat RX King semakin bertenaga hingga 5000 Rpm


Jika dirunut dari sejarahnya RX King ini dibagi dalam 3 generasi. Generasi awal Yamaha RX King atau yang biasa disebut King kobra, disebut kobra karena stangnya model seperti leher ular kobra yang saat itu lagi ngetrend. Model kobra ini diproduksi antara tahun 1983-1991, dengan dengan kode blok mesin Y1 dan Y2. Sedangkan generasi kedua biasa disebut King Master , dengan kode blok mesin Y1-74, konon y1-74 ini adalah produksi Yamaha pulogadung Jakarta. Model ini diproduksi antara tahun 1992 sampai 2001.


Sedangkan generasi ketiga disebut dengan New King, king generasi terakhir ini sudah memenuhi standart EURO jadi tidak mempunyai asap sebanyak pendahulunya. Selain itu desain bodi motor semakin modern dengan lampu bulat layak motor pendahulunya Yamaha RX 100 namun lebih modern modelnya mirip vixion lama.


Secara spesifikasi, RX king mempunyai mesin 2 langkah berkapasitas 132 cc dan berpendingin udara. Perbandingan kompresinya 6,9 : 1, dengan diameter silinder 58,0 mm dan stroke/langkah sepanjang 50 mm. Transmisi memiliki 5 percepatan dengan dibantu kopling manual basah dengan multiplat. Dan pengatur bahan bakar menggunakan Mikuni VM26. Untuk pengapian RX King sudah menggunakan CDI. Dengan dapur pacu seperti ini Yamaha RX King mempunyai tenaga maksimum 18,5 PS/9.000 RPM dan torsi puncak 1.54 KGF.M/8.000 RPM.


Panjang Yamaha RX King 1970 mm, lebar 735 mm, dan tinggi 1065 mm sedangka jarak sumbu roda mencapai 1245 mm. Menggunakan rangka Double Cradle, dengan kapasitas tangki mencapai 9,5 Liter. Berat kosong RX King cukup ringan untuk motor sport hanya 100 kg. sok depan menggunakan garpu teleskopik dan belakang double sokbreaker untuk menopang swing arm. Yamaha RX King ini menggunakan roda berdiameter 18 inch, dengan dibekap ban ukuran 2.75-18-4 PR untuk depan dan 3.00-18-4 PR untuk roda belakang. Untuk rem menggunakan cakram dengan caliper 2 piston, sedangkan rem belakang masih menggunakan rem tromol.


Sayangnya Yamaha menghentikan produksi Yamaha RX King pada Februari 2009. Dan Yamaha mengklaim Yamaha Vixion adalah penerus dari Yamaha RX King meskipun banyak perbedaan yang cukup kontras.

Dan inilah motor pavorit gw dari semenjak Sekolah Dasar (SD) yang baru bisa dimiliki saat duduk di bangku kelas 2 STM :D


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Tutorial Aplikasi CDI Mio di Satria FU


CDI Mio berkode 5TL adalah cdi bawaan Yamaha mio generasi pertama (2004-2006) dan konon CDI ini lebih mampu  mendongkrak tenaga di putaran bawah – menengah.

CDI jenis ini juga banyak diaplikasan pada Satria FU Non AHO alias (yang lampu nya gak otomatis nyala saat motor dihidupkan).


Oke langsung saja, berikut ini tutorialnya :


Step by step pemasangan CDI Mio di Satria Fu lama

Kemacetan selalu menjadi hal menyebalkan bagi semua pengguna kendaraan, baik di Ibu kota maupun kota-kota besar lainya. Yang lebih menyebal lagi adalah ketika kendaraan kita tak mampu berakselerasi dengan baik.


Untuk mengakali hal tersebut, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan tanpa melakukan operasi besar, salah satunya yaitu dengan mengaplikasikan cdi mio 5TL yang dikenal ganas di rpm bawah hingan menengah.

CDI ini gak bisa PNP alias Plug N Play ya gan, soket cdi FU dan MIO secaa kasat mata memang sama, namun ada beberapa perbedaan konfigurasi kabel.

Kemudian harus merubah pickup magnet fu untuk menyesuaikan timing pembacaan pickup magnet FU menjadi MIO.


CDI mio 5TL

Nah konfigurasi nya di bikin seperti yang di atas:

1. Koil (putih biru)

2. Massa hitam (hitam-putih)

3. DC 12 (orange)

4. Negatif pulser (hijau putih)

5. Positif pulser (biru kuning)

6. NC (not connected)


*catatan : supaya tacho bisa tetep jalan kabel yang ke tacho ( biru-putih) d jump ke positif pulser (biru kuning)


Pick up Magnet FU dan Mio

Bongkar magnetnya dengan cara membuka bak magnet, kemudian lepas magnetnya.

Nah karena panjang dan offset pickup pun berbeda, perlu penambahan panjang pick up sepanjang 18mm searah puteran mesin. Dengan cara dilas listrik, sebisa mungkin jangan kelamaan mantengin las listriknya, dan harus segera di siram air, ulangi proses sampe dapet tebal dan panjang pickup yg diinginkan. Kemudian bubut dan gerinda ujung-ujung pickup untuk merapikan pickupnya


Jangan lupa juga untuk rejetting karburator agar pengalikasian CDI jenis ini bisa maksimal sepertinya yang kita inginkan.

Dikutip dari satria155.com


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Minggu, 28 September 2014

Cam IN-IN Satria FU


Apa sih CAM IN-IN? Sedikit penjelasan saja, pada mesin DOHC (Double Over Head Camshaft) seperti satria FU terdapat dua buah noken as atau CAM, 1 buah CAM IN dan 1 buah CAM EX.

CAM IN berfungsi mengatur buka tutup klep masuk

CAM EX berfungsi mengatur buka tutup klep buang


Beberapa waktu lalu muncul trend modifikasi mesin satria FU yang menerapkan 2 buah CAM IN yg biasa disebut CAM IN-IN.

Dengan mengganti CAM EX menjadi CAM IN. Artinya CAM EX digantikan oleh CAM IN juga. Sehingga disebut CAM IN- IN. Cara ini sekarang mulai populer diaplikasikan oleh para rider Satria FU untuk mendapatkan performa yang lebih galak dari standarnya.

Perlu diketahui juga bahwa harga 1 buah CAM IN ini lebih murah dari jasa memprofil ulang KEM IN EX standar apalagi kalau beli CAM aftermarket . Jadi inilah solusi tepat untuk yg mau modif tapi tetep hemat, Ingat!! Hemat Pangkal Paha upss Pnakal Kaya maksudnya gan hahaa :P


Sebenarnya ini bukan hal baru di dunia modifikasi tanah air, tapi baru ngetrend sekitar tahun 2011 karena dulu tak banyak informasi tentang hal ini, Sehingga trik kem In In ini kurang terekspos.

Di kalangan komunitas Satria FU sendiri, trik kem double IN ini baru popular  ketika Satria FU “Den Bagus” dari pulau Dewata yang memiliki power sampai 30 Hp milik Wildan Zuhdi dan di kerjakan oleh om Londo dari “Londo Tech Garage” yg bermarkas di Yogjakarta.

Setelah itu kemudian semakin ramai diperbincangkan dan dicoba diterapkan oleh banyak mekanik Satria FU lainnya.


Keterangan :


Jarak antara penunjuk 3 noken in dan penunjuk 1 noken ex adalah 18 mata


Gambar www.satria155.com

Teknik pemasangan selain yg di bahas adalah seperti biasanya

Semua posisi d atas adalah dalam posisi top

Shim sudah di setting terlebih dahulu.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7


4 Klep Ideal


Zaman semakin moderen jika biasanya kita sering di hadapi dengan jenis-jenis mesin yang convensional salah satu contoh mesin yang memiliki 2 buah klep dengan perhitungan yang telah umum kita ketahui

Jika sebelumnya kita telah mengetahui cara menghitung diameter ideal kleep untuk motor 2 kleep yang di kutip dari Buku 4 TAK Tuning performance agraham bell dimana :

Mencari ukuran diameter ideal kleep in (masuk)  adalah : 45 s/d 50%  X  Diameter piston

sedangkan untuk klep ex (buang) adalah : 80 s/d 85% X diameter Klep Masuk

Nah bagaimana Jika 4 klep??

Sebagai contoh jupiter MX diketahui memiliki ukuran kleep In 19 mm dan EX 17 mm ...... kira-kira jika di conversi ke ukuran 2 klep jadi berapa.



Pertama kita hitung area luasan klep, misal klep in 19 milimeter,

Luasan lingkar katubnya adalah 3,14 x 9,5 x 9,5 = 283,52. Hasil  283,52  ini dikalikan 2 ( karena 2 klep ) di dapat 567.   (Ket : 9,5 di dapat dari  19 mm : 2 = 9,5)

Dan untuk mendapat persamaan 1 klep, tinggal membalik proses, mencari diameter 1 klep, 567 / 3,14 = 180,59 , kemudian di akar kuadrat ketemu : 13,43 mm, ini masih jari-jari, kalau diameter ya berarti dikali 2 , ketemu 26,86 dibulatan jadi  27 mm.

Jadi 19 mm pada jupiter mx yang memiliki 4 klep hasilnya setara dengan klep in 27 mm mesin 2 klep

dan untuk kleep ex nya teman-teman bisa menghitung sendiri hasilnya sekalian belajar.

Mungkin masih ada tehnik perhitungan lain yang lebih sederhana selain ini . Namun sekiranya ulasan ini dapat membantu agan-agan dalam bereskperimen.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Engine Performance Curve


Banyak dari kita yang sudah tahu bahkan mungkin sudah mahir pada Curva Pengapian.

Tanpa bermaksud untuk menggurui agan-agan semua karena gw disini hanya sekedar berbagi pengetahuuan saja, kalo ada yang keliru baik secara tulisan atanpun penjelasan mbok ya di ingetin to gan hehee

Langsung pada pokok pembahasan mengenai Curva Pengapian atau bahasa kerennya Engine Performance Curve.

Engine performance curve adalah grafik yang menunjukkan kurva daya guna mesin.

Curva apa saja yang terdapat pada engine performance curve?

Engine Performance curve terdiri dari beberapa parameter, yaitu: Torsi engine (brake torque),  Horsepower engine (brake horse power), Fuel Consumption Ratio (rasio konsumsi bahan bakar), dan Engine Speed (kecepatan putar engine (rpm)).


Bagaimana cara membaca engine performance curve?

Gambar kurva di dibawah ini adalah salah satu contoh dari kurva daya guna engine (engine performance curve) yang dihasilkan dari pengetesan dengan menggunakan dynamometer pada pembebanan 100%. Kurva daya guna mesin ini biasanya ditampilkan pada buku manual tiap-tiap tipe engine sebagai informasi bagi penggunanya.




Berikut penjelasan cara pembacaan kurva daya guna engine tersebut.

Pada kurva tersebut terdapat beberapa sumbu, yaitu:


Sumbu horisontal (mendatar): menunjukkan kecepatan putar engine (rpm).

Sumbu vertikal (kiri): menunjukkan brake horsepower (PS).

Sumbu vertikal (kanan atas): menunjukkan brake torque (kg.m).

Sumbu vertikal (kanan bawah): menunjukkan rasio konsumsi bahan bakar (g/PS.hr)


Misalkan kita akan mencari berapa besarnya brake torque pada kecepatan putar engine 1800 rpm. Untuk mendapatkannya, dimulai dengan melihat skala pada sumbu horisontal, kemudian cari skala 1800 rpm. Setelah itu tarik garis ke atas hingga menyentuh kurva brake torque. Pada titik persinggungan tarik garis mendatar ke kiri sampai menyentuh garis sumbu vertikal dan akhirnya diketahui besarnya brake torque pada kecepatan putar 1800 rpm adalah 71 kg.m.


Dengan cara yang sama, Anda dapat mengetahui pula besarnya rasio konsumsi bahan bakar dan horsepower engine tersebut yaitu sebesar 187 g/PS-hr dan 179 PS.


Mari kita lihat lebih dalam lagi mengenali kurva daya guna engine di atas. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing kurva yang ditampilkan pada kurva daya guna engine.


Kurva torsi engine (brake torque curve)

Pada saat awal, torsi engine akan meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan putaran engine sampai mencapai titik maksimum (80 kg.m) pada 1.100 rpm. Jadi ketika kecepatan putar engine mencapai 1.100 rpm, maka dicapailah torsi engine maksimum 80 kg.m. sehingga pada spesifikasi engine akan tertulis: Maksimum torsi engine adalah 80 kg.m (pada 1.100 rpm).


Kurva torsi engine akan mengalami penurunan tajam pada saat kecepatan putar engine mencapai 1.600 rpm. Hal ini disebabkan oleh sudah berfungsinya governor yang secara otomatis mengurangi jumlah bahan bakar yang masukan ke ruang bakar untuk meningkatkan putaran engine.

Pada gambar kurva diatas menunjukkan bahwa, Anda tidak perlu selalu menggunakan nilai torsi yang terdapat pada kurva torsi. Jika Anda ingin mengendarai kendaraan dengan torsi sebesar 60 kg.m pada kecepatan putar engine sebesar 1.500 rpm, maka yang perlu dilakukan adalah Anda cukup mengurangi jumlah suplai bahan bakar yang dimasukan ke dalam ruang bakar engine dan menurunkan kurva torsi-nya.

Pengurangan bahan bakar tersebut dilakukan dengan cara mengatur posisi decelerator pedal atau fuel control lever.


Kurva brake horsepower

Jika dilihat pada kurva daya guna engine di atas, maka akan terlihat bahwa brake horsepower engine akan meningkat secara drastis seiring dengan meningkatnya kecepatan putar engine. Pada saat kecepatan putar engine mencapai 1.600 rpm governor berfungsi dan peningkatan brake horsepower-nya akan mengalami perlambatan, tidak sedrastis sebelumnya. Pada saat kecepatan putar engine mencapai 1.850 rpm, akan dicapai brake horsepower maksimum pada engine, yaitu sebesar 180 PS, dan kemudian akan mengalami penuruanan tajam. Brake horsepower maksimum tersebut dinamakan rated horsepower dan kecepatannya disebut dengan rated speed. Sehingga pada spesifikasi engine akan tertulis:

Rated horsepower : 180 PS

Rated speed: 1.850 rpm

Fuel consumption ratio

Pada kurva ini terdapat penurunan yang paling rendah pada angka 185 g/PS-h, kemudian mengalami kenaikan. Pada saat governor mulai berfungsi pada kecepatan putar engine tinggi, kurva konsumsi bahan bakar akan mengalami penurunan lagi dan kemudian akan naik tajam sampai akhir.




Rasio konsumsi bahan bakar yang dicantumkan pada spesifikasi engine merupakan konsumsi bahan bakar terendah engine tersebut, yaitu sebesar 185 g/PS-h.


Pada kurva di atas dikatakan bahwa ratio konsumsi bahan bakar untuk engine tersebut adalah 185 gram per PS per jam-nya, namun pada kenyataannya jika kita membicarakan konsumsi bahan bakar lebih mengacu pada satuan liter dari pada gram. Masalah ini dapat di atasi dengan perhitungan berikut ini asal berat jenis dan rasio konsumsi bahan bakar dalam satuan g/PS-hr sudah diketahui dengan pasti.




Formula di atas diaplikasikan pada alat yang bekerja dengan beban 100% (teoritis), pada kenyataannya alat akan digunakan dibawah beban 100% karena adanya load faktor (faktor beban), Load faktor sangat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, diantaranya:


Medan operasi dari alat. Alat yang beroperasi dilokasi mendatar akan lebih irit dibandingkan dengan alat yang beroperasi dilokasi yang naik-turun.

Beban muatan dari alat. Alat yang diberi muatan beban lebih banyak (lebih berat) akan lebih boros fuel dibandingkan dengan alat yang diberi muatan sedikit (lebih ringan).

Sudah dapat sedikit gambaran tentang apa itu Engine Performance Curve??

Atau mungkin agan-agan langsung faham?? (wow Bingiiiitz hahahaa


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Diameter Klep Standar


Seiring makin banyaknya modifikator yang merubah besaran Diameter Klep / Valve kali ini gw akan share besaran payung Klep, Batang.


Kalau panjang bisa kita potong untuk menyesuaikan dengan panjang klep bawaan motor kita ya, karena gak semua klep pernah gw ukur panjangnya. Kenapa gak gw ukur??

Dulu gw pikir yang penting itu cuma diameter baytang dan diameter payung klep aja, karena dulu gak kefikirian mau bikin tulisan kaya gini hehee


Langsung simak gan, nih catatan yang gw punya.


Dimensi Klep Sonic


Panjang               : 74mm

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 28mm

Diameter klep ex : 24mm


Dimenssi Klep Smash


Panjang               : 67mm

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 25mm

Diameter klep ex : 22mm


Dimensi Klep Shogun 125/Spin125


Panjang               : 72mm

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 25mm

Diameter klep ex : 22mm


Kaze VR 125


Panjang               : ------

Diameter as         : 4,5mm

Diameter klep in  : 21mm

Diameter klep ex : 24mm


CBR 150


Panjang               :------

Diameter as         : 3,5mm

Diameter klep in  : 24mm

Diameter klep ex : 21mm


 Mio


Panjang               : -----

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 21mm

Diameter klep ex : 19mm


Grand/supra/legenda


Panjang               :------

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 21mm

Diameter klep ex : 19mm


Beat / vario


Panjang               : -----

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 25,5mm

Diameter klep ex : 21mm


 Blade


Panjang               : -----

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 25,5mm

Diameter klep ex : 21mm


 Legenda


Panjang               : -----

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 23mm

Diameter klep ex : 20mm


 Bajaj pulsar 180 cc


Panjang               : -----

Diameter as         : 4,5mm

Diameter klep in  : 30mm

Diameter klep ex : 26mm


 Bajaj pulsar 220 cc


Panjang               : -----

Diameter as         : 4,5mm

Diameter klep in  : 31mm

Diameter klep ex : 26mm



 Tiger


Panjang               : -----

Diameter as         : 5,5mm

Diameter klep in  : 31,5mm

Diameter klep ex : 27mm


 MX / Vixion


Panjang               : -----

Diameter as         : 4,5mm

Diameter klep in  : 19mm

Diameter klep ex : 17mm


 New megapro 


Panjang               : -----

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 30mm

Diameter klep ex : 26mm



 Satria Fu 150



Panjang               : -----

Diameter as         : 4,5mm

Diameter klep in  : 22mm

Diameter klep ex : 19mm


Thunder 125


Panjang               : -----

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 25,5mm

Diameter klep ex : 23mm


Supra X 125


Panjang               : -----

Diameter as         : 5mm

Diameter klep in  : 24mm

Diameter klep ex : 21mm


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Sabtu, 27 September 2014

Kelebihan Las Argon


Perbedaan las Argon dengan las biasa mungkin itu pertanyaan mendasar yang sering ditanyakan oleh banyak orang terutama yang masih awam akan dunia pengelasan atau welding. Bagi Anda yang biasa bekerja di workshop maupun bekerja di proyek dengan pekerjaan – pekerjaan pengelasan carbon (MS/CS), besi dan stainless steel (SS) mungkin sudah sangat akrab dan tidak heran dengan las Argon ataupun teknik pengelasan umum lainnya seperti dengan menggunakan Karbit, Acetylene (C2H2), atau elektroda (stick). Berikut keterangan perbedaan las menggunakan Gas Argon dengan gas biasa yang mudah - mudah dapat memberi sedikit pengetahuan untuk kita.



Las Argon


Definisi kata “Las” menurut Kamus Bahasa Indonesia (1994) adalah : “Penyambungan besi dengan cara membakar”. Menurut Maman Suratman (2001:1) menjelaskan bahwa definisi kata pengelasan berarti salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Sedangkan Srwidartho memberikan definsi las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkan melalui pemanasan. Dan berdasarkan definisi menurut Deutche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk (1991:1), definisi las adalah ikatan metallurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan cair atau lumer. Berdasarkan definisi  - definisi las diatas kita bisa mengambil kesimpulan las adalah proses menyambung besi dengan cara membakar sehingga besi menjadi cair sehingga dapat disambung yang dalam hal ini menggunakan media gas argon sebagai shield atau gas pelindung.


Argon dengan lambang rumus kimia Ar mempunyai sifat tidak berwarna (colorless), tidak ada rasa (tasteless), tidak berbau (odorless), tidak beracun (non-toxic), tidak mudah terbakar (non-flammable), tidak membuat karat (non-corosive) dan salah satu gas yang bersifat Inert. Pada skala dan level industri, gas ini diproduksi di pabrik pemisahan udara yang membagi, menyaring, memampatkan, dan mendinginkan udara menjadi Oxygen (O2), Nitrogen (N2), dan Argon (Ar), namun karena jumlahnya hanya 1% dari atmosfer bumi, hal ini menjadi sulit diproduksi dalam jumlah yang besar dan kadang membuat gas ini menjadi langka di pasaran karena jumlah permintaannya lebih besar dari supply.


Berikut perbandingan teknik las Argon dengan teknik konvensional lainnya :

1. Sumber Api

Proses pengelasan Argon menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo (inverter). Pada pengelasan karbit, Proses pengelasannya menggunakan sumber api yang berasal dari gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las Acetylene (C2H2), gas Asetilen tersebut digunakan sebagai bahan bakar (fuel) untuk membuat sumber api. Pada dasarnya Las Karbit dengan Las Acetylene adalah sama yang membedakan proses perendaman karbit pada gas Acetylene (C2H2) dilakukan di pabrik Asetilin sehingga pengelasan di user atau pemakai lebih bersih karena tidak menghasilkan limbah dari karbit.


2. Sinar Las

Seorang welder atau operator las pada pengelasan argon wajib hukumnya memakai kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan. Hal ini disebabkan radiasi sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangatlah terang, oleh karena itu digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk meredam atau mengurangi silau pada mata, dan juga agar cairan logam bisa terlihat jelas dan dapat dengan mudah diarahkan. Apabila tidak menggunakan masker las mustahil akan mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar dan tentu akan membuat mata menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih.


3. Alasan penggunaan

Pengelasan Argon lebih bersih dibandingkan pengelasan dengan menggunakan Gas Acetylene (C2H2), las karbit maupun elektroda. Hal ini dikarenakan gas Argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir tidak menghasilkan limbah atau polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan hasil pengelasan pada material besi yang dilas hasilnya lebih bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak.


4. Rapih dan Halus

Hasil pengelasan Argon sangat mungkin rapi dan halus, serta bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan performance/tampilan, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan logam 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi.


5. Aplikasi pengelasan Stainless Steel (SS),

Hal ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las Acetylene (C2H2) dan karbit tidak bisa digunakan untuk mengelas material besi logam  SS, dan las elektroda/stick masih dapat digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih saja, itupun masih meninggalkan percikan atau kerak kotoran yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.

Jual Gas Argon

Setelah mengetahui keunggulan pengelasan las Argon, PT. Gas Depo Industry sebagai agen distributor supplier gas Argon menjual Gas Argon dan gas-gas industri lainnya seperti : Nitrogen (N2), Carbon Dioxide (Co2), Helium (He), Hydrogen (H2), Oxygen (O2), Propane (C3H8), Acetylene (C2H2), Amonia (NH3), Methane (CH4), Compressed air (Udara Tekan), Carbon Monoxide (CO), Sulfur Haxafluoride (SF6), Nitrous Oxide (N2O), Hydrogen Sulfide (H2S), Mixed Gas, Calibration Gas, Elpiji Pertamina LPG, Sulfur Dioxide (SO2) dan lain-lain.

Semua gas tersedia dalam kemasan ukuran volume tabung gas yang dikehendaki pelanggan mulai dari 1m3, 1,5m3, 2m3, 6m3, 7m3 dengan tekanan kerja 150 Bar dan ukuran volume tabung gas 10m3 dengan tekanan kerja 150 Bar dan 200 Bar. Gas Argon (Ar) tersedia dalam tingkatan grade kemurnian atau purity antara lain :

Welding Grade (WG) atau kadang disebut juga Industrial Gas (IG)

High Purity (HP) Grade

Ultra High Purity (UHP) Grade


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Spesifikasi Standar Motor


Tak akan maksimal sebuah upgrade pada sepeda bermesin kita kalau kita sendiri tak tahu spesifikasi standar mesin itu, karena inlah basic awal mesin yang kita miliki.

Dengan mengetahui spesifikasi standar juga kita akan bisa menentukan kearah mana upgrade dan batasan mesin kita untuk di upgrade.

Berikut adalah spesifikasi standar pabrik :


No || Motor || Bore x Stroke || Volume Silinder || Rasio Kompresi

1. Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1

2. Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1

3. Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 124.5 cc 11.5 : 1

4. Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1

5. Yamaha Crypton 49 mm x 54mm 101.8 CC 9.0 : 1

6. Yamaha Mio 50.0 x 57.9 mm 113.7 cc 8.8 : 1

7. Yamaha Jupiter z  51.0 x 54.0 mm  110.3 cc  9.3 : 1

8. Yamaha Jupiter MX 54 x 58,7 mm  135 cc 10.9 : 1

9. Yamaha Vixion 57 x 58,7 (mm) 149.8cc  10.4 : 1

10.Yamaha Scorpio Z 70 x 58 mm  223cc  9.5 : 1

11. Yamaha RX King  58 x 50 mm  132cc   6.9 : 1

12. Yamaha RXZ      56 x 54 mm  133cc   7.0 : 1

13. Yamaha F1Z       52 x 52mm   110.4cc  7.1 : 1

14. Yamaha Alfa       50 x 52mm   102.1 cc    7.2 : 1

15. Honda GL 100  52 x 49.5mm  105.1 cc  9.2 : 1

16. Honda GL Max  56.5 x 49.5mm 124.1 cc   9.2 : 1

17. Honda GL Pro    61.0 x 49.5mm  144.7cc 9.2 : 1

18. Honda Supra     50.0 x 49.5mm 97.1 cc   8.8 : 1

19. Honda Tiger      63.5 x 62.2 mm  196.9cc   9.0 : 1

20. Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1

21. Honda CS-1 58 x 47,2 mm  124.7 cc  10.7 : 1

22. Honda Supra PGM FI  52,4 x 57,9 mm  124.8cc 9.0 : 1

23. Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1
 

Sekian.
Terima kasih untuk agan-agan yang selalu setia membaca artikel gw ini.
 

BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Power Jet Adjustable


Memaksimalkan karburator dengan cara memodifikasi karburator sudah lumrah jaman sekarang ini. Dari sekedar mengganti nozzle sampai yang reamer pun dilakoni oleh para pecinta kecepatan.

Tapi kali ini bukan tips mengganti nozzle atau reamer yg akan kita bahas, melainkan pemasangan PowerJet. Tau dong powerjet, itu lho nozzle yang ada didepan ventury karburator.


• POWER JET ADJUSTABLE

PowerJet bekerja pada putaran tinggi seiring bukaan botol skep. Ketika skep terangkat, bahan bakar akan terisap kevakuman moncong karbu, kalau di putaran bawah, power jet belum berfungsi. Tugas power jet adalah membantu suplai bahan bakar saat RPM tinggi agar campuran bahan bakar tidak tetap seimbang dengan udara yang di hisap oleh karburator. Ini juga berfungsi untuk menghindari piston macet.

Untuk langkah pengerjaanya cukup simple kok, sukup sediakan beberapa alat dibawah ini :

1. Siapkan Velocity stack untuk karbu 28, atau bikin di tukang bubut juga bisa.



2. Selang karbu secukupnya ukuran jangan terlalu besar.

3. Pilot jet ukuran bebas (sesuai kebutuhan). Sekedar saran, jangan terlalu besar soalnya jika terlalu besar akan mengurangi fungsi kerjanya.




4. Lubangi velocity stack dibagian atas belakang dengan mata bor ± 3mm & di senai (tap drat), lalu pasang pilot jet tadi pada lubang yang sudah ada dratnya di velocity stack. Pasang velocity stack pada karbu dan hubungkan salah satu ujung selang ke pilot jet dan yang ujung satu lagi dihubungkan ke pipa pembungan bensin yang berada di bawah mangkok karburator. Langkah terakhir buka sekrup pembuangan sampai bensin keluar (cukup kendurkan saja jangan sampai lepas).

Maka hasilnya akan seperti dibawah ini :




• TWO VENT (DUA VENTILASI KARBURATOR)

Pada dasarnya tiap karbu sudah memiliki ventilasi udara, namun karburator PE28 Thai ori maupun non ori memiliki satu buah vent beda dengan PE japan & SUDCO yang sudah mempunyai dua buah vent.

Sebelum jauh kita harus mengetahui dulu Fungsi Vent (lubang udara) pada karburator, menurut rumah modifikasi SUDCO Vent berfungsi sebagai “Eliminates post jump bogging from fuel plugged vent passages”. intinya mengurangi tenaga drop saat skep terangkat & udara melewati venturi karburator.


Berikut ini tips pembuatannya:

1. Siapkan pipa kecil berdiameter ±4mm dengan panjang ±10mm

2. Buat jalur vet baru dengan cara melubangi bagian atas vent karburator dengan mata bor ±4mm.




3. Pasang pipa kecil tadi pada lubang yang sudah dibuat dengan cara dipress & pasang selang agar tidak mudah kemasukan air dari atas saat hujan.

Inilah penampakan akhir Karbu PE28 dengan Power Jet dan Two Vent.



Nah!! benerkan mudah aplikasi pembuatannya :D

Tidak dianjurkan pada yang sayang pada part mereka, karena setelah mengaplikasi tips diatas karburator tidak bisa dikembalikan seperti sedia kala.


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

 
Blogger Templates