Sabtu, 27 September 2014

Kelebihan Las Argon


Perbedaan las Argon dengan las biasa mungkin itu pertanyaan mendasar yang sering ditanyakan oleh banyak orang terutama yang masih awam akan dunia pengelasan atau welding. Bagi Anda yang biasa bekerja di workshop maupun bekerja di proyek dengan pekerjaan – pekerjaan pengelasan carbon (MS/CS), besi dan stainless steel (SS) mungkin sudah sangat akrab dan tidak heran dengan las Argon ataupun teknik pengelasan umum lainnya seperti dengan menggunakan Karbit, Acetylene (C2H2), atau elektroda (stick). Berikut keterangan perbedaan las menggunakan Gas Argon dengan gas biasa yang mudah - mudah dapat memberi sedikit pengetahuan untuk kita.



Las Argon


Definisi kata “Las” menurut Kamus Bahasa Indonesia (1994) adalah : “Penyambungan besi dengan cara membakar”. Menurut Maman Suratman (2001:1) menjelaskan bahwa definisi kata pengelasan berarti salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Sedangkan Srwidartho memberikan definsi las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkan melalui pemanasan. Dan berdasarkan definisi menurut Deutche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk (1991:1), definisi las adalah ikatan metallurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan cair atau lumer. Berdasarkan definisi  - definisi las diatas kita bisa mengambil kesimpulan las adalah proses menyambung besi dengan cara membakar sehingga besi menjadi cair sehingga dapat disambung yang dalam hal ini menggunakan media gas argon sebagai shield atau gas pelindung.


Argon dengan lambang rumus kimia Ar mempunyai sifat tidak berwarna (colorless), tidak ada rasa (tasteless), tidak berbau (odorless), tidak beracun (non-toxic), tidak mudah terbakar (non-flammable), tidak membuat karat (non-corosive) dan salah satu gas yang bersifat Inert. Pada skala dan level industri, gas ini diproduksi di pabrik pemisahan udara yang membagi, menyaring, memampatkan, dan mendinginkan udara menjadi Oxygen (O2), Nitrogen (N2), dan Argon (Ar), namun karena jumlahnya hanya 1% dari atmosfer bumi, hal ini menjadi sulit diproduksi dalam jumlah yang besar dan kadang membuat gas ini menjadi langka di pasaran karena jumlah permintaannya lebih besar dari supply.


Berikut perbandingan teknik las Argon dengan teknik konvensional lainnya :

1. Sumber Api

Proses pengelasan Argon menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo (inverter). Pada pengelasan karbit, Proses pengelasannya menggunakan sumber api yang berasal dari gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las Acetylene (C2H2), gas Asetilen tersebut digunakan sebagai bahan bakar (fuel) untuk membuat sumber api. Pada dasarnya Las Karbit dengan Las Acetylene adalah sama yang membedakan proses perendaman karbit pada gas Acetylene (C2H2) dilakukan di pabrik Asetilin sehingga pengelasan di user atau pemakai lebih bersih karena tidak menghasilkan limbah dari karbit.


2. Sinar Las

Seorang welder atau operator las pada pengelasan argon wajib hukumnya memakai kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan. Hal ini disebabkan radiasi sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangatlah terang, oleh karena itu digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk meredam atau mengurangi silau pada mata, dan juga agar cairan logam bisa terlihat jelas dan dapat dengan mudah diarahkan. Apabila tidak menggunakan masker las mustahil akan mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar dan tentu akan membuat mata menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih.


3. Alasan penggunaan

Pengelasan Argon lebih bersih dibandingkan pengelasan dengan menggunakan Gas Acetylene (C2H2), las karbit maupun elektroda. Hal ini dikarenakan gas Argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir tidak menghasilkan limbah atau polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan hasil pengelasan pada material besi yang dilas hasilnya lebih bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak.


4. Rapih dan Halus

Hasil pengelasan Argon sangat mungkin rapi dan halus, serta bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan performance/tampilan, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan logam 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi.


5. Aplikasi pengelasan Stainless Steel (SS),

Hal ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las Acetylene (C2H2) dan karbit tidak bisa digunakan untuk mengelas material besi logam  SS, dan las elektroda/stick masih dapat digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih saja, itupun masih meninggalkan percikan atau kerak kotoran yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.

Jual Gas Argon

Setelah mengetahui keunggulan pengelasan las Argon, PT. Gas Depo Industry sebagai agen distributor supplier gas Argon menjual Gas Argon dan gas-gas industri lainnya seperti : Nitrogen (N2), Carbon Dioxide (Co2), Helium (He), Hydrogen (H2), Oxygen (O2), Propane (C3H8), Acetylene (C2H2), Amonia (NH3), Methane (CH4), Compressed air (Udara Tekan), Carbon Monoxide (CO), Sulfur Haxafluoride (SF6), Nitrous Oxide (N2O), Hydrogen Sulfide (H2S), Mixed Gas, Calibration Gas, Elpiji Pertamina LPG, Sulfur Dioxide (SO2) dan lain-lain.

Semua gas tersedia dalam kemasan ukuran volume tabung gas yang dikehendaki pelanggan mulai dari 1m3, 1,5m3, 2m3, 6m3, 7m3 dengan tekanan kerja 150 Bar dan ukuran volume tabung gas 10m3 dengan tekanan kerja 150 Bar dan 200 Bar. Gas Argon (Ar) tersedia dalam tingkatan grade kemurnian atau purity antara lain :

Welding Grade (WG) atau kadang disebut juga Industrial Gas (IG)

High Purity (HP) Grade

Ultra High Purity (UHP) Grade


BLACK FACTORY RACING “Engine To Your Performance”

Twitter       : @speed_ID
Instagram  : @speed_ID
Whatsapp  : 0896 0387 5099
Bbm           : 30B3D1B7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates